Kamis, 17 Desember 2009

Industri yang Berorientasi Lingkungan

Industri sebagai salah satu tulang punggung dalam perekonomian suatu negara merupakan sumber utama kerusakan lingkungan di dunia, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar industri di dunia ini khususnya di Indonesia merupakan sumber polutan yang sangat berbaya dan merusak lingkungan sebut saja kerusakan lingkungan yang terjadi di Teluk Buyat akibat dari salah satu industri disana yang membuang limbah mercuri di laut tersebut.


Gambar Denyut Indutri Dunia

Berbagai industri yang ada di dunia masih sangat kurang memperhatikan lingkungan dalam melakukan kegiatanya mulai dari bahan sampai proses produksi dan distribusi. Mereka tidak pernah berfikir bahawa untuk mendapatkan bahan baku tersebut itu harus menebang habis seluruh isi hutan yang artinya berapa jumlah karbon yang akan dilepaskan ke bumi dan bagaimana kondisi masyarakat di sekitar daerah hutan yang digunduli tersebut merasakan dampaknya seperti yanah longsor maupun banjir.
Begitupun dalam proses produksi, para pelaku industri hanya memikirkan bagaimana industri tersebut bisa efektif dan efisien agar perusahaannya memperoleh keuntungan yang besar tampa memperhatikan lingkungan. Mereka menganggap jika melakukan proses produksi yang berorientasi pada lingkungan mermerlukan peralatan dan biaya yang mahal sehingga pada akhirnya akan menurunkan keuntungan mereka.
Disamping itu, berbagai proses industri yang ada juga menghasilkanbanyak sekali limbah berbahaya yang tentunya dapat merusak keseimbangan lingkunga. Padahal dengan rusaknya lingkungan maka kehidupan manusia juga terancam, misalnya saat ini yang sedang gencar di beritakan yaitu efek pemanasan gelobal yang mengakibatkan memanasnya suhu di bumi sehingga keseimbangan alam menjadi kacau dan iklim di Bumi pun menjadi kacau dan pada akhirnya manusia sendiri yang akan menerima dampaknya.
Adanya aturan-aturan mengenai lingkungan yang membatasi sebuah industri agar tidak membuang limbahnya secara senbarangan dianggap masih kurang efektif untuk menyelamatkan lingkungan karena aturan-aturan tersebut masih kurang tegas dalam pemberian sangsi sehingga masih banyak industri yang membuang limbahnya sembarangan seperti di sungai, laut dll.
Disamping itu aparat penegak hukum juga kesulitan untuk memantau setiap industri yang ada di Indonesia khususnya industri-industri pertambangan yang ada di pedalaman, padahal mereka menghasilkan limbah-limbah yang berbahaya seperti merkuri, raksa, timbal dll. Oleh karena itu adanya kesadaran dari pelaku industri sangat diperlukan untuk menciptakan industri yang berorientasi pada lingkungan.
Kesadaran para pelaku dunia industri akan pentingnya lingkungan akan mendorong mereka untuk berusaha menciptakan alat-alat produksi yang ramah lingkungan seperti mesin Hybrid yaitu mesin yang bertenaga hidrogen dengan emisi gas berupa air maupun mesin-mesin yang bertenaga matahari.
Pengembangan berbagai tehnologi yang ramah lingkungan dan memilki biaya proses produksi yang lebih muran daripada alat konfensional juga sangat diperlukan untuk mendorong para pelaku dunia industri agar mau mengganti alat-alat produksi mereka dengan alat-alat tersebut, karena kendala yang salama ini terjadi adalah mereka tidak mau mengganti alat-alatnya dengan alasan jika memakai alat-alat yang lebih ramah lingkungan maka diaya produksinya akan membengkak.
Meskipun saat ada beberapa perusahaan yang telah menganti peralatannya dengan yang rmah lingkungan dan membangun pabriknya dengan konsep ramah lingkungan tapi hal ini masih hanya di lakukan oleh sglintir pabrik saja, padahal di dunia terdapat jutaan pbrik yang menghasilkan 450 juta ton karbon setiap harinya, sementara itu hutan-hutan yang berfungsi sebagai paru-paru dunia justru ditebang habis untuk kepentingan industri.
Pada hal saat ini telah ditemukan berbagai bahan-bahan lain khususnya bahan-bahan daur ulang yang dapat dipakai sebagai pengganti bahan baku sebelumnya namun mereka tetap enggan untuk memakainya misalnya seperti penemuan plastik yang berasal dari serat jagung yang dapat dengan mudah terurai oleh mikroba, padahal penemuan ini sudah ada sejak tahun 2004 tapi sampai saat ini masih belum ada perusahaan yang berani mengganti plastik konfensional dengan plastik tersebut. Lagi-lagi hal tersebut terjadi akibat dari rendahnya kesadaran mereka akan pentingnya lingkungan.


Gambar Industri sebagai sumbar gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global

Jika hal ini terus berlanjut maka tidak lama lagi Dunia ini akan hancur, tidak ada oksigen di bumi, suhu bumi di atas 450C akibat pemanasan gelobal, air laut naik 40 meter akibat mencairnya es dikutub dan terjadinya radiasi sinar ultraviolet akibat rusaknya ozon. Untuk itulah tindaka-tindakan penyelamatan lingkungan harus segera dilakukan, tidak hanya oleh para pecinta lingkungan tetapi oleh seluruh orang di dunia termasuk para pelaku dunia industri. Mereka harus sadar bahwa dalam melakukan proses industri harus berorientasi pada lingkungan tidak hanya demi keuntungan semata.

1 komentar:

Andyzamani mengatakan...

makasi info y Bro....

Posting Komentar

Plurk

 
Copyright© wong geje